Mungkin masih ada di antara kita yang belum mengenal gula merah. Padahal di Kabupaten Subang, industri gula merah sudah ditekuni puluhan tahun lamanya. Keuntungan usaha ini cukup tinggi dan dapat menjadi kegiatan ekonomi alternatif petani tebu.
Di desa Sanca, industri gula merah menjadi kegiatan ekonomi alternatif petani dalam pemanfaatan tanaman dilingkungan sekitar. Industri alternatif ini mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi petani/pengusaha gula merah. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari kesetiaan mereka untuk menekuni usaha ini selama bertahun-tahun bahkan ada yang sudah puluhan tahun. Walaupun di dekat desa terdapat pabrik gula kristal/putih, petani banyak yang mengolah tebunya menjadi gula merah.
Pasokan Bahan Baku dan Produksi Gula Aren
Bahan baku industri gula merah berasal dari ladang desa sanca. Petani mengambil bahan baku langsung dari kebun yang mereka kelola, biasanya mereka mulai mencari bahan baku pada pagi hari dan mengambil hasilnya pada sore hari. Dalam sehari mereka mendapatkan satu tabung gula aren. Kapasitas produksi yang di hasilkan darip produksi gula aren yakni 15 pack per hari. 1 pack gula aren terdiri dari 3 blok gula.
Pemasaran Produk
Gula dapat langsung dipasarkan atau disimpan terlebih dahulu sambil menunggu harga gula tinggi. Biasanya warga juga langsung membeli gula ke tempat pembuatannya. Selain itu ada beberapa suplier dari luar daerah bakhan kota yang datang langsung ke tempat untuk membeli gula aren sambil melahat proses pembuatannya secara langsung.
Gula merah banyak digunakan untuk pemanis makanan/jajanan, bumbu masak, dan bahan baku industri kecap. Selain itu, gula merah juga dapat dimanfaatkan untuk campuran pembuatan gula merah kelapa. Sebagai mana lazimnya industri tradisional, usaha ini dilkelola oleh keluarga petani secara turun-temurun. Untuk mengetahui lebih jauh tentang industri gula merah ini, kita melakukan kunjungan ke tempat pembuatannya langsung yang belokasi di Desa Sanca.
No comments:
Post a Comment